Konsep Go Green, Hunian Beriklim Tropis

Konsep Go Green, Hunian Beriklim Tropis - Go Green dalam arsitektur lebih dikenal dengan sebutan Green Architecture atau Green Design. Hal ini tentunya bukan berarti harus mengecat rumah dengan warna hijau. Tidak hanya dalam perilaku di keseharian, konsep green design dapat diterapkan pada rancangan hunian yang asri dan kian bersahabat dengan alam. Dengan menerapkan konsep ini, hunian bukan hanya terlihat lebih indah, namun juga lebih nyaman ditinggali dan tentunya lebih ramah lingkungan. Mari jadikan rumah kesayangan anda sebagai pelopor gerakan hijau di lingkungan anda.

Taman dan Water Feature

Water feature pada area hunian berperan sebagai pembentuk iklim mikro. Bila temperatur udara di luar cenderung panas, makan udara yang masuk ke dalam hunian akan menurun. Hal ini disebabkan oleh pelepasan hawa panas yang terjadi saat melewati elemen air sehingga terjadi penguapan yang menyebabkan turunnya temperatur udara. Dengan adanya taman dan water feature, anda dapat mengurangi penggunaan AC maupun kipas angin di dalam ruangan dan secara tidak langsung menghemat penggunaan listrik.Taman dan water feature membuat hunian menjadi lebih segar dan nyaman

Jendela

Bukan hanya untuk mengalirkan udara dari luar ruangan ke dalam ruangan, jendela berperan pula untuk memasukkan cahaya matahari ke dalam ruangan. ruangan yang minim akan cahaya matahari akan menjadi lembab dan mungkin akan timbul jamur. Pada dinding ruangan akan timbul cat yang menggelembung sehingga tampilannya tidak lagi terlihat indah. Keberadaan jendela membuat leluasa untuk melihat pemandangan ke arah luar sehingga nuansa alam terasa tidak terbatasi oleh dinding masif. Adanya jumlah jendela yang cukup pada setiap ruangan akan membuat kondisi udara di dalam ruangan menjadi lebih segar dan membuat ruangan terlihat lebih terang.

Area Hijau

Keberadaan area hijau pada area hunian, selain untuk mempercantik visual hunian, juga dapat menambah area serapan air oleh tanah. Jika setiap rumah memiliki area hijau yang cukup, maka air hujan dapat diserap dengan mudah ke dalam permukaan tanah dan akan mengurangi dampak banjir yang kini seringkali menimpa lingkungan sekitar. Menyisakan sedikit area hijau untuk penyerapan air hujan dapat memperkaya air tanah agar tidak mengalami kekeringan. Itulah sebabnya dibuat peraturan bangunan mengenai adanya perbandingan KLB (Koefisien Luas Bangunan) dan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) untuk setiap bangunan, baik rumah maupun fungsi bangunan lain.Area Hijau untuk mempercantik visual

Dinding Bernafas

Dinding bernafas yang tersusun dari susunan bata merah, roster keramik, roster tanah liat, atau roster beton dapat membuat hunian terasa lebih sejuk. Roster memiliki lubang yang bentuknya beragam sehingga seringkali digunakan sebagai lubang angin. Kini muncul tren yang menjadikan roster sebagai pengganti dinding bata massif. Roster disusun setinggi dinding sehingga membuat tampilan hunian lebih unik sekaligus membuat suhu udara di dalam ruangan terasa lebih sejuk. Berkembang pula rancangan dinding bernafas yang tersusun dari bata merah yang ditumpuk secara vertikal dalam posisi diagonal atau miring ke satu arah. Rongga sengaja dibuat pada susunan bata ini agar pengaliran udara dapat berjalan maksimal. Di samping itu, bata dinilai lebih membumi dan memiliki tampilan etnis yang eksotis. Bata dinilai sangat sesuai dengan rancangan hunian yang menerapkan konsep hijau yang kaya nilai etnik.Dinding bernafas untuk membuat hunian lebih sejuk

Cross Ventilation

Adanya jendela bukan merupakan satu-satunya hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan hunian yang berkonsep Go Green. Posisi jendela pada dinding yang berseberangan niscaya akan membuat aliran udara pada suatu ruangan semakin mudah mengalir. Posisi berseberangan ini dikenal dengan istilah cross ventilation. Dengan system ini , udara yang masuk ke dalam ruangan akan langsung menghembuskan udara panas dan udara kotor ke luar ruangan dengan cepat. Cross ventilation membuat aliran udara bergerak dengan mudah dan membuat udara di dalam ruangan lebih sehat. Usahakan menerapkan system ini pada seluruh ruangan di hunian anda.Contoh ruangan tanpa cross ventilation dan dengan cross ventilation

Bentuk Atap

Bentuk atap limasan atau perisai merupakan bentuk atap yang paling tanggap akan iklim tropis di Indonesia. Mengapa demikian? karena ruang atap yang besar yang terbentuk pada bentuk atap perisai memudahkan aliran udara masuk melalui sela-sela penutup atap yang kemudian menghembuskan udara panas di dalam atap menuju ke luar melalui sela-sela penutup atap lagi. Proses ini berlaku untuk atap yang dilengkapi dengan plafon. Selain itu, ruang atap yang tinggi ikut mempengaruhi suhu udara pada ruangan di bawahnya sehingga lebih dingin. Selain bentuk atap perisai, bentuk atap pelana pun dianggap sesuai untuk digunakan pada rumah yang berada pada iklim tropis

Bovenlicht

Di Indonesia, bovenlicht lebih dikenal dengan sebutan lubang angin yang berbentuk seperti jendela kecil. Selain itu, adapula bovenlicht yang menggunakan roster agar memberikan sentuhan tampilan unik. Bovenlicht pertama kali diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda. Adanya lubang angin ini pada dinding membuat udara di dalam ruangan dapat mengalir sekalipun jendela atau pintu tidak dibuka. Lubang angin ini umumnya terletak di atas pintu maupun jendela. Naum ada pula yang meletakkan bovenlicht pada dinding tanpa pintu dan jendela agar ruangan dapat tetap bernafas.TeritisTeritis atau overtek sangat dianjurkan untuk digunakan pada hunian tropis. Semakin lebar teritis, makan semakin teduh ruangan di bawahnya. Sebaliknya, rumah tanpa teritis membuat sinar matahari dapat masuk ke ruangan tanpa penyekat dengan leluasa. Selain berperan sebagai penangkal sinar matahari, adanya teritis dapat menghalau cipratan air pada saat musim penghujan tiba. Teritis ada yang terbuat dari penerusan atap (genteng yang ditumpu kaso), dak beton, maupun dari rangka besi dan kayu yang pada sisi atasnya dilapisi polycarbonate transparan.

Teritis / Overstek

Ketinggian RuangPernahkan anda memasuki rumah kolonial buatan orang Belanda yang ada di Indonesia? Coba saja masuk dan perhatikan interior bangunan tersebut dan pengalaman ruang apa yang tercipta di dalam rumah tersebut. Pada rumah kolonial, jarak dari lantai hingga plafon umumnya relatif tinggi. Ketinggian ruang 3-4 meter membuat ruangan terasa lebih sejuk, leluasa dan tidak pengap. Ketinggian ruangan yang cukup akan membuat rumah nampak lebih tinggi dan besar walaupun berada di lahan yang mungil sekalipun.SunshadingHampir serupa dengan teritis, sunshading juga berperan sebagai penangkal sinar matahari agar tidak langsung masuk ke dalam hunian. Hanya saja, sunshading tersusun dalam posisi vertikal. Sunshading bisa saja tersusun dari bilah-bilah kayu, batang besi, bambu serta susunan roster. Tidak seperti teritis, sunshading tidak dapat menghalau air hujan dengan maksimal. Namun kehadiran sunshading dapat berfungsi ganda sebagai secondary skin hunian anda agar tampil semakin menawan.Contoh sunshading

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Desain Rumah Minimalis Tampak Depan dengan Batu Alam

Renovasi Rumah Hemat | Renovasi Rumah Tanpa Kebobolan

75 Model Rumah Sederhana tapi Kelihatan Mewah